In the heart of the Festival Hub at Taman Baca, Balinese poets gather to share their poems about Bali. Attendees will have the opportunity to read their own poems and interact with the poets. This relaxed session invites you to be enchanted by the power of words and enjoy a peaceful break from the festival's excitement. Hosted by Balinese poet, essayist, editor, and art curator Warih Wisatsana.
This session will be conducted in Indonesian and Balinese.
Di jantung Festival Hub di Taman Baca, para penyair Bali berkumpul untuk membagikan puisi mereka tentang pulau ini. Peserta akan mendapatkan kesempatan untuk membacakan puisi mereka sendiri dan berinteraksi langsung dengan para penyair. Sesi santai ini mengundang Anda untuk membenamkan diri dalam kekuatan kata-kata dan menikmati rehat dari hiruk-pikuk festival. Dipandu oleh penyair, penulis esai, editor, dan kurator seni asal Bali Warih Wisatsana.
Sesi ini akan diselenggarakan dalam bahasa Indonesia dan Bali.
Made Adnyana Ole is an Indonesian writer, journalist, and the Founder of Tatkala.co, a media platform that aims to foster literary journalism and citizen journalism. He also oversees Komunitas Mahima, a meeting point for young writers in Bali.
Made Adnyana Ole adalah seorang penulis, wartawan, dan pendiri Tatkala.co, sebuah platform media yang bertujuan memupuk jurnalisme sastrawi dan jurnalisme warga. Ia juga mengawasi Komunitas Mahima, sebuah pusat berkumpul penulis muda Bali.
Ngurah Arya Dimas Hendratno is an Indonesian writer, theater coach, and teacher from Denpasar. He has been involved in literature and theater since 1988. His solo poetry book, Mimpi Tak Usai, was published in 2023, and his other poems are included in several poetry anthologies. Since 2014, Arya Dimas has been a coach for Teater Takhta at a vocational school in Denpasar, as well as teaching hospitality, Japanese language, and public speaking at several other vocational schools.
Ngurah Arya Dimas Hendratno adalah seorang penulis, pelatih teater, dan guru asal Denpasar, Bali. Ia telah menggeluti sastra dan teater sejak tahun 1988. Buku puisi tunggalnya, Mimpi Tak Usai, terbit pada tahun 2023, dan puisi-puisinya yang lain juga terangkum dalam beberapa antologi puisi bersama. Sejak tahun 2014, Arya Dimas menjadi pelatih Teater Takhta di salah satu SMK di Denpasar, dan guru perhotelan, bahasa Jepang, dan public speaking di beberapa SMK lainnya.
Yanti Sastrawan is an Indonesian writer and poet based in Stockholm, Sweden. Her writing career began from writing essays on social media behaviour and society as well as self-representation on social media, to collaborating with creative designers as a copywriter for various brands. Today, she primarily works in academic research within the media and communications discipline. When she is not working on her research project, she writes poetry where she also collaborates with other writers as well as visual artists.
Yanti Sastrawan adalah seorang penulis dan penyair Indonesia yang tinggal di Stockholm, Swedia. Karier menulisnya dimulai dari membuat esai tentang perilaku media sosial dan masyarakat, serta representasi diri di media sosial, dan kemudian berkembang menjadi kolaborasi dengan desainer kreatif sebagai copywriter untuk berbagai merek. Saat ini, ia utamanya mengerjakan penelitian akademis di bidang media dan komunikasi. Ketika tidak sedang mengerjakan penelitiannya, ia menulis puisi dan berkolaborasi dengan penulis lain serta seniman visual.
Warih Wisatsana is a Balinese poet, essayist, editor, and art curator with numerous accolades, including the Taraju Award, Borobudur Award, and the World Peace Artist Award from Arts & Culture, Korea. His poetry has been translated into multiple languages and published in collections such as Ikan Terbang Tak Berkawan in 2003, May Fire and Other Poems in. 2015, and Batu Ibu in 2019. He has been invited to major national and international festivals and curated prominent art exhibitions. A former teacher and lecturer, Warih has dedicated decades to literature and journalism education, and he currently serves as an editor for Katarupa.id and the daily poetry page of Nusa Bali.
Warih Wisatsana adalah seorang penyair, esais, editor, dan kurator seni asal Bali dengan berbagai penghargaan, termasuk Taraju Award, Borobudur Award, dan World Peace Artist Award dari Arts & Culture, Korea. Puisinya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan diterbitkan dalam kumpulan seperti Ikan Terbang Tak Berkawan pada tahun 2003, May Fire and Other Poems pada tahun 2015, dan Batu Ibu pada tahun 2019. Ia telah diundang ke berbagai festival nasional dan internasional besar serta mengkurasi pameran seni terkemuka. Sebagai mantan guru dan dosen, Warih telah mendedikasikan dekade-dekade hidupnya untuk pendidikan sastra dan jurnalisme, dan saat ini ia menjabat sebagai editor untuk Katarupa.id dan halaman puisi harian Nusa Bali.
