A-Maze: In Conversation with Ma Thida

Exile is a temporary state of mind for renowned Burmese author and activist Ma Thida. Her latest book “A-Maze,” published in May, explores Myanmar's struggle for democracy and the post-coup Spring Revolution. Offering an insightful and compelling examination of Myanmar's political landscape, meticulously dissected Thida. The book highlights that the decade-long quasi-civilian administration period didn't bring Myanmar to reach its way toward democracy, getting the country lost in a tortuous maze crafted by the military leaders. This book consists of three different categorized titles: The Walls, The Corners, and The Passages of the amazing Maze (A-maze). Ma Thida explores A-Maze and his and other works, each crafted with extensive knowledge and life experience, and forceful storytelling with moderator Jaslyn Hall.

Pengasingan adalah keadaan pikiran yang sementara bagi penulis dan aktivis ternama Burma, Ma Thida. Buku terbarunya A-Maze, yang diterbitkan pada bulan Mei, mengeksplorasi perjuangan Myanmar untuk demokrasi dan Revolusi Musim Semi Myanmar pasca mengalami kudeta. Menawarkan ulasan yang mendalam dan menarik tentang lanskap politik Myanmar, dibedah dengan cermat oleh Thida. Buku ini menyoroti bahwa periode pemerintahan kuasi-sipil selama satu dekade tidak membawa Myanmar menuju demokrasi, malah membuat negara ini tersesat dalam labirin rumit yang dibuat oleh para pemimpin militer. Buku ini terdiri dari tiga judul yang berbeda: The Walls, The Corners, dan The Passages dari labirin yang menakjubkan (A-maze). Ma Thida mengeksplorasi A-Maze dan karya-karyanya yang lain, masing-masing diciptakan dengan pengetahuan dan pengalaman hidup yang ekstensif serta narasi yang kuat, bersama moderator Jaslyn Hall.